Apakah kamu sudah gila?

Diyo. Pemuda tak tampan dengan rambut lepek dan sedikit keriting. Memiliki banyak teman dan sedikit pintar. Dia tidak pernah mengalami kesulitan mencari teman maupun dalam hal belajar. Semua orang akan tertawa jika diyo berada disana. Seperti itulah diyo dimata teman temannya.

Namun semua berubah saat negara api menyerang. Tepat saat dia akan melawan, seseorang berkata padanya 'Apakah kamu sudah gila?'. Diyo tetap melakukannya. Namun dia kalah dan kini dia hanya bisa menunggu. Menunggu untuk pergi atau mengumpulkan keberanian untuk melawan lagi. Tentu keduanya memiliki resiko yang besar. Diyo tau akan hal itu. Dia bimbang. Tak tau harus melakukan apa. Tak tau harus bertanya kepada siapa. Dahulu dimasa damai, ia memiliki banyak teman yang selalu curhat kepadanya. Hampir setiap hari diyo mendengarkan curhatan teman temannya. Mendengarkan dan mendengarkan. Disisi lain, diyo juga punya masalah. Dia ingin juga berbicara, berkeluh kesan, meminta saran dan sebagainya. Namun dia tidak memiliki waktu untuk itu. Dia terlalu sibuk membantu teman temannya hingga lupa akan dirinya sendiri. Ia tidak pernah melakukannya, dia tidak pernah bercerita. Kini teman temannya telah tiada. Hari-harinya pun hanya dihabiskan dengan merenung. Dia lebih banyak merenung daripada berbicara. Ya, hanya satu hal yang tidak berubah. Dia tidak banyak berbicara. Tidak hanya teman temannya yang hilang, negara yang sangat dicintainya pun telah direbut. Diyo sendirian. Kesepian. Dia cemburu. Tak lama kemudian diyo ditemukan mati karena baper. Jasatnya dimakan bekicot dan diperebutkan anjing liar.

Sementara itu negara api terus berkembang. Raja dan ratu negara api pun hidup bahagia hingga akhir hayat mereka. TAMAT

WHAT THE FUCK DID I JUST WRITE!